• Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.
  • Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.
  • Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. Ne malorum ceteros feugait quo, ius ea liber offendit placerat, est habemus aliquyam legendos id.

0 Bimbingan Belajar dan Karir

Selasa, 04 Januari 2011 Label:




RESUME
BIMBINGAN DAN KARIER

Ditulis untuk memenuhi tugas matakuliah  BK. Belajar Dan Karir
yang dibina oleh Bapak Haryu. M.Si



 









Oleh



A . Multazam Fahmi
084 071 181








SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JEMBER
DESEMBER 2010

KELOMPOK I
1.     Pendekatan Dalam Bimbingan Dan Konseling Belajar Dan Karier
Bidang bimbingan dalam konseling yang akan dibahas di dalam makalah ini yaitu:
a.       Bidang bimbingan belajar
Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu inbtitusi pendidikan
b.      Bidang bimbingan karir
Dalam bidang bimbingan karier, membantu siswa memecahkan dan mengembangkan masa depan karier. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
1.      Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier  yang hendak di kembangkan.
2.      Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang dikembangkan
3.      Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
4.      Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier
2.     Metode Untuk Mendapatkan Data
Yang dimaksud metode bimbingan dan konseling di sini adalah cara-cara tertentu yang di gunakan dalam proses bimbingan dan konseling. Implementasi dari cara-cara tertentu biasanya terkait dengan pendekatan-pendekatan yang digunakan oleh pengguna metode.
 Metode yang dapat dipergunakan untuk memperoleh data di dalam merealisasi bimbingan dan konseling.
a.     Observasi
Observasi merupakan salah satu metode khusus untuk mendapatkan fakta. Observasi merupakan suatu penelitian yang dijalankan secara sistematis dan sengaja di adakan dengan menggunakan alat indera (terutama mata) atas kejadian-kejadian yang langsung dapat ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi , agar observasi dapat berhasil dengan baik, salah satu hal yang harus terpenuhi ialah bahwa alat indera harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Dalam observasi terdapat tiga jenis observasi yaitu:
1)      Observasi yang berpartisipasi (participant observation).
2)      Observasi non-partisipasi.
3) Kuasi partisipasi, dimana dalam observasi itu seolah-olah observer turut  berpartisipasi.
b.      Kuesioner
Kuesioner atau sering disebut angket merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang ingin di selidiki, yang juga disebut responden.
c.      Interview(wawancara)
Interview merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang anak atau individu lain dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation).
d.     Case study
Case study ini merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari sesuatu kejadian mengenai perseorangan (riwayat hidup). Karenanya dalam hal ini terdapat hal-hal yang berbeda dengan metode-metode yang lain, misalnya dengan observasi, interview, kuesioner.
Case study sebagai suatu metode untuk mengadakan persiapan konseling dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu bagian-bagian yang mengandung :
a.       Data identitas (data pengenal)
b.      Tanda-tanda atau gejala-gejala yang menampak
c.       Data-data sekitar klien:
1)      Latar belakang keluarga (family), antara lain:

2)      Latar belakang jasmani dan kesehatan anak, antara lain:
3)      Data mengenai segi pendidikannya:
4)      Social behavior dan minatnya, antara lain:
5)      Test data, antara lain:
d.      Interpretasi dari data dan diagnosis (kesimpulan).
e.       Langkah-langkah yang akan diambil dalam pemberian konseling.
Daftar Pustaka

Walgito Bimo, 2004. Bimbingan dan Konseling (studi dan karir), Andi Yogyakarta.
Tohirin, 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Rajawali Pers, Jakarta.
Sukardi Ketut Dewa, 1996. Pengantar Pelasanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.

KELOMPOK II
LAYANAN BIMBINGAN DAN BELAJAR EFEKTIF

1.      Pengertian Layanan Bimbingan Dan Belajar Efektif
Layanan Bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh serta pemberian bimbingan/ bantuan  dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program setudi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntunan-tuntunan belajar di suatu institusi pendidikan. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah suatu bantuan yang diberikan pada siswa untuk mengatasi masalah-masalah dalam belajar sehingga mendapat hasil yang baik.
Bentuk perubahan dari hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu :
1)       Aspek kognitif meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan keterampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut.
2)       Aspek efektif meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan dan kesadaran.
3)      Aspek psikomotor meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik.
Meskipun telah dirancang sedemikian rupa agar tidak membosankan, pada dasarnya dapat digolongkan sebagai berikut:
ü  Pembelajaran berpusat pada guru/pengajar (teacher centered learning) bukan pembelajaran berpusat aktivitas (activity driven learning).
ü  Pembelajaran berbasis media tunggal (single-media based learning) bukan pembelajaran berbasis multimedia (multimedia based learning). Multimedia di sini bukan berarti komputer yang dilengkapi multimedia.
ü  Pembelajaran berbasis pada isi (content based learning) bukan pembelajaran berbasis konteks (context based learning).


2.      Belajar Yang Efektif dan Efesien
a. Tinjauan Cepat.
Ulangi kembali pelajaran yang didapatkan sesegera mungkin setelah, meninggalkan kelas (paling tidak dalam 24 jam terakhir)..
b. Tinjauan Menengah.
Cara ini sesungguhnya hanya sekadar memindahkan apa yang di pelajari secara cepat kedalam memori ingatan untuk jangka waktu yang lebih lama.
c.       Tinjauan Terakhir.
Persiapkan semua materi belajar, Praktekkan apa yang diketahui. Atur waktu tidur, makan, dan belajar secara rutin dan terjadwal.
3.      Tips-Tips Belajar Yang Efektif
1. Belajar Kelompok.
2. Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran.
3. Membuat Perencanaan Yang Baik .
4. Disiplin Dalam Belajar.
5. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya.
 6. Belajar Dengan Serius dan Tekun..
7.  Hindari Belajar Berlebihan.
 8. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian.

KELOMPOK III
1.      PENGERTIAN STRATEGI, METODE DAN TEKNIK BELAJAR MENGAJAR
Strategi belajar-mengajar adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa (Gerlach dan Ely). Strategi belajar-mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket pengajarannya (Dick dan Carey). Strategi belajar-mengajar terdiri atas semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu dengan kata lain strategi belajar-mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai (Gropper).
Metode, adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan (Winamo Surakhmad). Kadang-kadang metode juga dibedakan dengan teknik. Metode bersifat prosedural, sedangkan teknik lebih bersifat implementatif.

2. KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR-MENGAJAR
Klasifikasi strategi belajar-mengajar, berdasarkan bentuk dan pendekatan:
a.      Expository dan Discovery/Inquiry
“Exposition” (ekspositorik) yang berarti guru hanya memberikan informasi yang berupa teori, generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti bukti yang mendukung. Siswa hanya menerima saja informasi yang diberikan oleh guru. Pengajaran telah diolah oleh guru sehingga siap disampaikan kepada siswa, dan siswa diharapkan belajar dari informasi yang diterimanya itu, disebut ekspositorik. Hampir tidak ada unsur discovery (penemuan). Dalam suatu pengajaran, pada umumnya guru menggunakan dua kutub strategi serta metode mengajar yang lebih dari dua macam, bahkan menggunakan metode campuran.

b.      Discovery dan Inquiry
Discovery (penemuan) sering dipertukarkan pemakaiannya dengan inquiry (penyelidikan). Discovery (penemuan) adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental misalnya; mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan dan sebagainya. Sedangkan konsep, misalnya; bundar, segi tiga, demokrasi, energi dan sebagai. Prinsip misalnya “Setiap logam bila dipanaskan memuai” Inquiry, merupakan perluasan dari discovery (discovery yang digunakan lebih mendalam) Artinya, inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya.
Sedangkan langkah-langkah inquiry menurut dia meliputi: Menemukan masalahPengumpulan data untuk memperoleh kejelasan Pengumpulan data untuk mengadakan percobaan Perumusan keterangan yang diperoleh Analisis proses inquiry.
c.       Pendekatan konsep
Terlebih dahulu harus kita ingat bahwa istilah “concept” (konsep) mempunyai beberapa arti. Namun dalam hal ini kita khususkan pada pembahasan yang berkaitan dengan kegiatan belajar-mengajar. Suatu saat seseorang dapat belajar mengenal kesimpulan benda-benda dengan jalan membedakannya satu sama lain. Jalan lain yang dapat ditempuh adalah memasukkan suatu benda ke dalam suatu kelompok tertentu dan mengemukakan beberapa contoh dan kelompok itu yang dinyatakan sebagai jenis kelompok tersebut. Jalan yang kedua inilah yang memungkinkan seseorang mengenal suatu benda atau peristiwa sebagai suatu anggota kelompok tertentu, akibat dan suatu hasil belajar yang dinamakan “konsep”.
d.      Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Hakekat dari CBSA adalah proses keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya: Proses asimilasi/pengalaman kognitif, yaitu: yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan Proses perbuatan/pengalaman langsung, yaitu: yang memungkinkan terbentuknya keterampilan. Dalam menerapkan konsep CBSA, hakekat CBSA perlu dijabarkani menjadi bagian-bagian kecil yang dapat kita sebut sebagai prinsip-pninsip CBSA sebagai suatu tingkah laku konkret yang dapat diamati. Dengan demikian dapat kita lihat tingkah laku siswa yang muncul dalam suatu kegiatan belajar mengajar karena memang sengaja dirancang untuk itu.
Prinsip-prinsip CBSA:  Dan uraian di atas kita ketahui bahwa prinsip CBSA adalah tingkah laku belajar yang mendasarkan pada kegiatan-kegiatan yang nampak, yang menggambarkan tingkat keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar baik intelektual-emosional maupun fisik, Prinsip-Prinsip CBSA yang nampak pada 4 dimensi sebagai berikut:
1)      Dimensi subjek didik :
Keberanian mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan-dorongan yang ada pada siswa dalam proses belajar-mengajar.
2)       Dimensi Guru
Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis strategi belajar-mengajar serta penggunaan multi media. Kemampuan mi akan menimbulkan lingkuñgan belajar yang merangsang siswa untuk mencapai tujuan.
3)      Dimensi Program
Tujuan instruksional, konsep serta materi pelajaran yang memenuhi kebutuhan, minat serta kemampuan siswa; merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan guru. Program yang memungkinkan terjadinya pengembangan konsep mau pun aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar. Program yang fleksibel (luwes); disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
4)      Dimensi situasi belajar-mengajar
Situasi belajar yang menjelmakan komunikasi yang baik, hangat, bersahabat, antara guru-siswa maupun antara siswa sendiri dalam proses belajar-mengajar.
Adanya suasana gembira dan bergairah pada siswa dalam proses belajar-mengajar.
Berdasarkan pengelompokan siswa : Strategi belajar-mengajar yang dipilih oleh guru hams disesuaikan dengan tujuan pengajaran serta materi tertentu. Ada materi yang sesuai untuk proses belajar secara individual, akan tetapi ada pula yang lebih tepat untuk proses belajar secara kelompok. Ditinjau dari segi waktu, keterampilan, alat atau media serta perhatian guru, pengajaran yang berorientasi pada kelompok kadang-kadang lebih efektif.
Berdasarkan kecepatan nzasing-rnasing siswa : Pada saat-saat tertentu siswa dapat diberi kebebasan untuk memilih materi pelajaran dengan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Strategi ini memungkinkan siswa untuk belajar lebih cepat bagi mereka yang mampu, sedangkan bagi mereka yang kurang, akan belajar sesuai dengan batas kemampuannya.
Pengelompokkan berdasarkan persamaan minat : Pada suatu guru perlu memberi kesempatan kepada siswa untuk berkelompok berdasarkan kesamaan minat. Pengelompokan ini biasanya terbentuk atas kesamaan minat dan berorientasi pada suatu tugas atau permasalahan yang akan dikerjakan. Berdasarkan domein-domein tujuan : Strategi belajar-mengajar berdasarkan domein/kawasan/ranah tujuan, dapat dikelompokkan sebagai berikut: Menurut Benjamin S. Bloom CS, ada tiga domein ialah:
1) Domein kognitif, yang menitik beratkan aspek cipta.
2) Domein afektif, aspek sikap.
3) Dornein psikomotor, untuk aspek gerak.
Gagne mengklasifikasi lima macam kemampuan ialah:
1) Keterampilan intelektual.
2) Strategi kognitif.
3) Informasi verbal.
4) Keterampilan motorik.
5) Sikap dan nilai.
Peranan guru-siswa dalam mengolah pesan : Tiap peristiwa belajar-mengajar bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, ingin menyampaikan pesan, informasi, pengetahuan dan keterampilan tertentu kepada siswa.
Proses pengolahan pesan : Dalam peristiwa belajar-mengajar, dapat terjadi bahwa proses pengolahan pesan bertolak dari contoh-contoh konkret atau peristiwa-peristiwa khusus kemudian diambil suatu kesimpulan (generalisasi atau pnnsip-pnnsip yang bersifat umum). Strategi belajar-mengajar yang dimulai dari hal-hal yang khusus menuju ke umum tersebut, dinamakan strategi yang bersifat induktif.


Pemilihan strategi belajar-mengajar
Titik tolak untuk penentuan strategi belajar-mengajar tersebut adalah perumusan tujuan pengajaran secara jelas. Agar siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar-mengajar secara optimal, selanjutnya guru harus memikirkan pertanyaan berikut : “Strategi manakah yang paling efektif dan efisien untuk membantu tiap siswa dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan?” Pertanyaan ini sangat sederhana namun sukar untuk dijawab, karena tiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda.
e.        Kriteria Pemilihan Strategi Belajar-mengajar, menurut Gerlach dan Ely adalah:
Efisiensi : strategi yang paling efisien ialah menunjukkan gambar jenis-jenis serangga itu dan diberi nama, kemudian siswa diminta memperhatikan ciri-cirinya. Selanjutnya para siswa diminta mempelajari di rumah untuk dihafal cirinya, sehingga waktu diadakan tes mereka dapat menjawab dengan betul.
Efektifitas : Suatu cara untuk mengukur efektifitas ialah dengan jalan menentukan transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu strategi tertentu dari pada strategi yang lain, maka strategi itu efisien.
Kriteria lain : Pertimbangan lain yang cukup penting dalam penentuan strategi maupun metode adalah tingkat keterlibatan siswa. (Ely. P. 186). Strategi inquiry biasanya memberikan tantangan yang lebih intensif dalam hal keterlibatan siswa. Sedangkan pada strategi ekspository siswa cenderung lebih pasif. Biasanya guru tidak secara murni menggunakan ekspository maupun discovery, melainkan campuran.
f.       Kumpulan Metode Pembelajaran Dan Pendampingan
1)      psikomotorik
2)      CERAMAH
Metode ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah dengan kombinasi metode yang bervariasi.
3)      CURAH PENDAPAT (BRAINSTORMING)
Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta.

4)       BERMAIN PERAN (ROLE-PLAY)
Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk ‘menghadirkan’ peranperan yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap  .
5)      SIMULASI
Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis).
6)      SANDIWARA
Metode sandiwara seperti memindahkan ‘sepenggal cerita’ yang menyerupai kisah nyata atau situasi sehari-hari ke dalam pertunjukkan. Penggunaan metode ini ditujukan untuk mengembangkan diskusi dan analisa peristiwa (kasus).
7)      DEMONSTRASI
Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu.
8)      PRAKTEK LAPANGA
Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Keunggulan dari metode ini adalah pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta, sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembangkan kemampuannya. Sifat metode praktek adalah pengembangan keterampilan.
9)      PERMAINAN (GAMES)
Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta.
10)  Pengembangan Kreativitas Anak Melalui Pembelajaran Kelompok Bermain
S. Bloom, mengemukakan bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0 – 4 tahun mencapai 50%, hingga usia 8 tahun mencapai 80%. Artinya bila pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal maka otak anak tidak akan berkembang secara optimal. Pada dasawarsa kedua yaitu usia 18 tahun perkembangan jaringan otak telah mencapai 100%. Oleh sebab itu masa kanak-kanak dari usia 0 – 8 tahun disebut masa emas (Golden Age) yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia sehingga sangatlah penting untuk merangsang pertumbuhan otak anak dengan memberikan perhatian terhadap kesehatan anak, penyediaan gizi yang cukup, dan pelayanan pendidikan.




Daftar Pustaka

KELOMPOK IV
KESULITAN BELAJAR

A.    PENGERTIAN KESULITAN BELAJAR

Kesulitan belajar adalah kondisi dimana siswa dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik (Clement, dalam Weiner, 2003).
Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities.

B.     FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Secara garis besar faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam yaitu :
1.      Faktor intern siswa
Yakni hal atau keadaan yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri. Yang meliputi gangguan atau kekurangmampuan pada psiko-fisik/fisiologis siswa yakni :
a.       Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa;
b.      Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap;
c.       Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga).
2.      Faktor ekstern siswa
Yakni hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung pada aktivitas belajar siswa. faktor ini dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
a.       Lingkungan keluarga, contohnya : ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya ekonomi keluarga;
b.      Lingkungan masyarakat, contohnya : wilayah perkampungan yang kumuh (slum area), dan teman sebaya (peer group) yang nakal;
c.       Lingkungan sekolah, contohnya : kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk, dekat pasar, guru dan sarana yang berkualitas rendah.

C.    DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
Dalam meelakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang di alami siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai  “diagnostik” kesulitan belajar.
Banyak langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh oleh seorang guru atau konselor, antara lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener & Senf (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani (1991) adalah sebagai berikut :
1.      Melakukan observasi kelas untuk melihat prilaku siswa ketika mengikuti pelajaran
2.      Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang di duga mengalami kesulitan belajar.
3.      Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
4.      Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang di alami siswa.
5.      Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.
Adapun untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pengidap sindrom disleksia, disgrafia, dan diskalkulia. Sebagaimana yang telah di uraikan di muka, guru dan orang tua sangat di anjurkan untuk memanfaatkan support teacher (guru pendukung). Guru khusus ini biasanya bertugas menangani para siswa pengidap sindrom-sindrom tadi di samping melakukan remedial teaching (pengajaran perbaikan).

D.    ALTERNATIF PEMECAHAN KESULITAN BELAJAR

Banyak alternatif yang dapat di ambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu di ambil, guru sangat di harapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting sebagai berikut.
a.       Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah dan hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang di hadapi siswa;
b.      Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan;
c.       Menyusun program perbaikan, khususnya program remedial teaching (pengajaran perbaikan ).
Setelah langkah-langkah di atas selesai, barulah guru melaksanakan langkah ke tiga, yakni melaksanakan program perbaikan.
1.      Analisis hasil diagnosis
Data dan informasi yang di peroleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar tadi perlu di analisis sedemikian rupa, sehingga jenis  kesulitan khusus yang di alami siswa yang berprestasi rendah itu dapat di ketahui secara pasti.
2.      Menentukan kecakapan bidang bermasalah
Berdasarkan hasil analisis tadi, guru di harapkan dapat menentukan bidang kecakapan tertentu yang di anggap bermasalah dan memerlukan perbaikan. Bidang-bidang kecakapan bermasalah ini dapat di kategorikan menjadi tiga macam. 
a.       Bidang kecakapan bermasalahan yang dapat ditangani oleh guru sendiri;
b.      Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru dengan bantuan orangtua;
c.       Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani baik oleh guru maupun orangtua.
3.      Menyusun Program Perbaikan
Dalam hal menyusun program pengajaran perbaikan (remedial teaching), sebelumnya guru perlu menetapkan hal-hal sebagai berikut :
a.       Tujuan pengajaran remedial;
b.      Materi pengajaran remedial;
c.       Metode pengajaran remedial;
d.      Alokasi waktu pengajaran remedial;
e.       Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial.

4.      Melaksanakan Program Perbaikan
Pada prinsipnya, program pengajaran remedial lebih cepat dilaksanakan tentu akan lebih baik. Tempat penyelenggaraannya bisa dimana saja, asalkan tempat tersebut memungkinkan siswa/klien memusatkan perhatiannya terhadap proses pengajaran perbaikan tersebut. Namun patut untuk dipertimbangkan oleh guru/konselor digunakannya ruang BP yang tersedia di sekolah dalam rangka mendayagunakan ruangan tersebut.







DAFTAR PUSTAKA


Abdurrahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, 1999, Jakarta : Rineka Cipta.
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, 2008, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

KELOMPOK V
FAKTOR DAN FUNGSI BIMBINGAN KARIER

A.Fungsi Bimbingan Karier
        Bimbingan karir ini perlu dan penting untuk diberikan kepada para siswa,baik SMP maupun SMA dengan alasan sebagai berikut;
1.      Para  siswa di tingkat SMA pada akhir semester 2  perlu menjalani pemilihan program studi atau penjurusan. Penjurusan itu jelas menentukan masa depan siswa.Dalam pemilihan ini, diperlukan kecermatan,serta perhitungan yang matang dan tepat.Oleh karena itu, siswa memerlukan adanya bimbingan.
2.      Siswa yang akan langsung terjun ke dunia kerja tentu memerlukan bimbingan karir ini agar siswa dapat bekerja dengan senang dan baik.
3.      Siswa SMA merupakan angkatan kerja yang potensial.Merekalah yang akan menentukan bagaimana keadaan negara yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang sebaik-baiknya untuk menghadapi masa depan, serta manyiapkan dengan baik pekerjaan-pekerjaan atau jabatan-jabatan yang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.Untuk mempersiapkan hal tersebut, diperlukan bimbingan karir.
4.      Pada kenyataannya, para siswa SMA sedang berada dalam masa remaja yang merupakan masa peralihan  dari masa anak ke masa dewasa.Pada umumnya, mereka belum dapat mandiri sehingga masih memerlukan bantuan dari orang lain untuk menuju kemandirian.Sehubungan dengan itu, mereka memerlukan bimbingan, termasuk bimbingan karir untuk menyiapkan kemandirian dalam hal pekerjaan.
5.      Siswa SMP juga membutuhkan bimbingan tersebut, baik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mencari pekerjaan. Dengan demikian, jelaslah manfaat bimbingan karier ini.Pada pembahasan educational guidance dan vocational guidance , masalah pekerjaan pada tingkat SMP mulai tampak sehingga perlu adanya vocational guidance,di samping educational guidance.  
B.Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Karir

Beberapa Faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan karir diantaranya :
 a).kemampuan intelegensi
Pada hakikatnya tes intelegensi memiliki kecendrungan untuk mengukur kemampuan pembawaan yang ada pada diri individu. Perbedaan intelegensi itu bukanlah terletak pada kualitasnya tetapi pada taraf intelegensi itu sendiri.
 b). Bakat
Bakat merupakan suatu kondisi, suatu kualitas yang dimiliki individu untuk berkembang di masa yang akan mendatang.
 c). Minat
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecendrungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
 d). Sikap
Sikap adalah suatu kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertent, yang cendrung stabil dimiliki oleh individu dalam mereaksi terhadap dirinya sendiri.
 e). Kepribadian
kepribadian diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis di dalam individu dari system-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian-penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya.
 f). Nilai
nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Dimana nilai bagi manusia dipergunakan sebagai patokan dalam melakukan tindakan.
 g). Hobi atau kegemaran
Hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan individu karena kegiatan tersebut merupakan kegemarannya atau kesenangannya.kegemaran seserang dalam bidang karang-mengarang, tulis-menulis artikel,memiliki kecendrungan untuk menentukan arah pilihan jabatan yang sesuai dengan hobinya.
 h).prestasi
Penguasaan terhadap materi pelajaran dalam pendidikan yang sedang ditekuninya oleh individu berpengaruh terhadap arah pilih jabatan dikemudian hari.
 i).Keterampilan
Keterampilan yang dapat pula diartikan sebagai cakap atau cekatan dalam mengerjakan sesuatu atau dapat diartikan sebagai penguasaan individu terhadap suatu perbuatan.
 j).Penggunaan waktu senggang.
Kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh diluar jam pelajaran disekolah digunakan untuk menunjang hobinya atau rekreasi.
 k). Aspirasi dan Pengetahuan Sekolah atau Pendidikan sambungan
Aspirasi dengan pendidikan sambungan yang diinginkan yang berkaitan dengan perwujudan dari cita-citanya.
 l). Pengalaman kerja
Pengalaman kerja yang pernah dialami siswa pada waktu duduk di sekolah atau di luar sekolah.
 m). Pengetahuan tentang dunia kerja
Pengetahuan yang sementara ini dimiliki anak, termasuk dunia kerja, persyaratan, kualifikasi, jabatan, structural, promosi jabatan, gaji yang diterima hak dan kewajiban tempat pekerjaan itu berada dan lain2.
 n). Kemampuan dan keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah
Kemampuan fisik dapat berupa tinggi badan, berat badan, gaya bicara, dsb.
 o). Masalah dan keterbatasan Pribadi
Masalah atau problema dari aspek diri sendiri ialah selalu ada kecenderungan yang bertentangan apabila menghadapi masalah tertentu





DAFTAR PUSTAKA
ü  W.S,Winkle. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
ü  http://info-konseling.blogspot.com/2009/07/dasar-dasar-tujuan-dan-prinsip-prinsip.htmln karir. Jakarta: Angkasa.salah tertentu.
ü  Sukardi,Drs.Dewa Ketut.(1989),Bimbingan Dan Konseling Karir di sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia indonesia.
ü  Walgito Bimo.(2010). Bimbingan+Konseling[Studi & Karier]. Yogyakarta:ANDI Yogyakarta.


KELOMPOK VI
TEORI TRAIT and FACTOR

A. Teori Trait-and-Factor                                                                                                   
            Teori trait-and-factor, secara sederhana dapat diartikan sebagai mencocokkan karakter individu dengan tuntutan suatu okupasi tertentu, yang pada gilirannya akan memecahkan masalah penelusuran karirnya.
Brown berargumentasi bahwa teori trait-and-faktor tidak pernah sepenuhnya difahami. Dia mengemukakan bahwa para pendukung pendekatan trait-and-faktor tidak pernah menyetujui penggunaan testing secara berlebihan dalam konseling karir. Misalnya, Williamson (1939) mengemukakan bahwa hasil tes hanya salah satu cara saja untuk mengevaluasi perbedaan individu. Data lain, seperti pengalaman kerja dan latar belakang individu pada umumnya, merupakan faktor yang sama pentingnya dalam proses konseling karir.   

Asumsi-asumsi berikut ini dari pendekatan trait-and-factor juga menimbulkan keprihatinan tentang teori ini: (1) hanya terdapat satu tujuan karir untuk setiap orang dan (2) keputusan karir terutama didasarkan atas kemampuan yang terukur. Asumsi-asumsi tersebut sangat membatasi jumlah faktor yang dapat dipertimbangkan dalam proses pengembangan karir. Pada intinya, pendekatan trait-and-faktor itu terlalu sempit cakupannya untuk dipandang sebagai teori utama perkembangan karir. Namun demikian, kita harus mengakui bahwa prosedur analisis okupasional dan asesmen baku yang menekankan pendekatan trait-and-faktor itu tetap bermanfaat dalam konseling karir.     .

A.  a Menurut Ann Roe
Roe menekankan bahwa pengalaman pada awal masa kanak-kanak memainkan peranan penting dalam pencapaian kepuasan dalam bidang yang dipilih seseorang. Penelitiannya menginvestigasi bagaimana gaya asuh orang tua (parental styles) mempengaruhi hierarkhi kebutuhan anak, dan bagaimana hubungan antara kebutuhan ini dengan gaya hidup masa dewasanya. Dalam mengembangkan teorinya, dia menggunakan teori Maslow tentang hierarchy of needs sebagai dasar. Struktur kebutuhan seorang individu, menurut Roe, sangat dipengaruhi oleh frustasi dan kepuasan pada awal masa kanak-kanak. Misalnya, individu yang menginginkan pekerjaan yang menuntut kontak dengan orang adalah mereka yang didorong oleh kebutuhan yang kuat untuk memperoleh kasih sayang dan mendapatkan pengakuan sebagai anggota kelompok..
1. Riwayat kehidupan setiap laki-laki dan banyak perempuan, tentang atau seputar     kisah pekerjaannya, dapat memberikan penjelasan tentang esensi orang tersebut secara lebih lengkap daripada menggunakan pendekatan lain.
2. Situasi yang relevan dengan riwayat ini dimulai dengan kelahiran individu itu ke dalam sebuah keluarga tertentu pada tempat dan waktu tertentu, dan berlanjut sepanjang hidupnya.
3. Mungkin faktor yang berbeda mempunyai bobot yang berbeda pula, tetapi pada esensinya proses keputusan dan perilaku vokasionalnya tidak berbeda.
4. Sejauh mana keputusan dan perilaku vokasional berada dalam control sadar individu itu bervariasi, tetapi individu dapat mempunyai lebih banyak control daripada yang dapat disadarinya. Pertimbangan yang sengaja tentang faktor-faktor tersebut jarang dilakukan.
5. Kehidupan okupasional mempengaruhi semua aspek lain dari pola kehidupan.
6. Pekerjaan yang tepat dan memuaskan dapat merupakan pencegah terhadap penyakit neurotic atau merupakan tempat pelarian dari kondisi tersebut. Pekerjaan yang tidak tepat atau tidak memuaskan dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang parah.
7. Karena kebaikan hidup dalam suatu kelompok social tergantung pada dan juga menentukan kebaikan kehidupan setiap anggotanya, maka upaya suatu masyarakat untuk mempertahankan stabilitas dan kemajuan kea arah yang lebih baik.
8. Tidak ada suatu lowongan pekerjaan tertentu yang hanya cocok bagi satu individu tertentu saja.

A.b. Menurut Donald Supe
Dia berpendapat bahwa psikologi diferensial sangat penting dalam upaya untuk memperkaya data tentang perbedaan okupasional yang terkait dengan kepribadian, aptitude, dan minat.            .

Teori self-concept merupakan bagian yang sangat penting dari pendekatan Super terhadap perilaku vokasional. Penelitian menunjukkan bahwa vocational self-concept berkembang melalui pertumbuhan fisik dan mental, observasi kehidupan bekerja, mengidentifikasi orang dewasa yang bekerja, lingkungan umum, dan pengalaman pada umumnya. Jadi, individu mengimplementasikan konsep dirinya ke dalam karir yang akan menjadi alat ekspresi dirinya yang paling efisien.
C. Menurut John Holland
Menurut John Holland individu tertarik pada suatu karir tertentu karena kepribadiannya dan berbagai variabel yang melatarbelakanginya. Pada dasarnya, pilihan karir merupakan ekspresi atau perluasan kepribadian ke dalam dunia kerja yang diikuti dengan pengidentifikasian terhadap stereotipe okupasional tertentu. Perbandingan antara self dengan persepsi tentang suatu okupasi dan penerimaan atau penolakannya merupakan faktor penentu utama dalam pilihan karir. Sentral bagi teori Holland adalah konsep bahwa individu memilih sebuah karir untuk memuaskan orientasi kesenangan pribadinya. Jika individu telah mengembangkan suatu orientasi yang dominant, maka akan lebih besar kemungkinan baginya mendapatkan kepuasan dalam lingkungan okupasi yang sesuai. Akan tetapi, jika dia belum dapat menentukan pilihan, maka kemungkinan mendapat kepuasan itu akan hilang. Orientasi kesenangan pribadi yang didukung oleh lingkungan kerja yang sesuai akan menentukan pilihan gaya hidup individu.

D. Menurut David Tiedeman
Kunci Tiedeman dalam pendekatan konselingnya terhadap perkembangan karir adalah self-development dalam pengertian yang luas. Fokus utamanya adalah perkembangan kognitif total individu dan proses pembuatan keputusan yang dihasilkannya. Menurut Tiedeman, perkembangan karir terjadi dalam proses perkembangan kognitif secara umum ketika individu mengatasi krisis egonya yang relevan. Dia yakin bahwa perkembangan identitas ego merupakan faktor yang sangat penting dalam proses perkembangan karir.           

Akhirnya dalam pembuatan keputusan karir, individu mencapai suatu titik yang oleh Tiedeman disebut differentiation dan integration. Diferensiasi adalah proses mengevaluasi self atau self-in-world melalui pengidentifikasian dan studi tentang berbagai aspek okupasi. Proses ini kompleks dan unik untuk masing-masing individu, tergantung pada potensi biologis dan struktur social lingkungannya.

Teori ini diformulasikan berdasarkan tahapan perkembangan menurut Erikson berdasarkan pengalaman vokasional lima orang laki-laki kulit putih.
1.      Teori Keputusan
Teori keputusan adalah satu metode yang digunakan untuk menjelaskan proses pemilihan karir dan merupakan kerangka untuk merumuskan tujuan konseling.
2.      Teori Gelatt
Gelatt memandang system nilai sebagai bagian penting dari proses pembuatankeputusan.
Terdapat lima langkah dalam proses pembuatan keputusan menurut Gelatt:
Langkah 1: Individu menyadari kebutuhannya untuk membuat keputusan dan selanjutnya menentukan tujuan.      
Langkah 2: Individu mengumpulkan data dan melakukan survey untuk melihat berbagai kemungkinan tindakan. Pengumpulan data dipandang sebagai salah satu langkah terpenting karena pengetahuan tentang berbagai kemungkinan alternative itu sangat relevan dalam proses pembuatan keputusan.
Langkah 3: Pemanfaatan data dalam menentukan rangkaian tindakan yang mungkin diambil dan hasil yang mungkin dicapai       .
Langkah 4: Mengestimasi baiknya hasil yang akan dicapai, yang ditentukan oleh system nilai yang dianut individu.   
Langkah 5: Mengevaluasi dan memilih sebuah keputusan, yang merupakan keputusan terminal atau keputusan investigatori.
3.      Teori Social-Learning tentang Pemilihan Karir    
Dalam teori ini, proses perkembangan karir melibatkan empat faktor yaitu: (1) warisan genetic dan kemampuan khusus, (2) kondisi dan peristiwa lingkungan, (3) pengalaman belajar, dan (4) keterampilan pendekatan tugas.
Krumboltz et al. menekankan bahwa pengalaman belajar yang unik dari masing-masing individu selama hidupnya menyebabkan berkembangnya pengaruh-pengaruh primer yang mengarahkan pilihan karirnya.

KELOMPOK VII

A. Bimbingan Karier Secara Kelompok
1. Pengertian Bimbingan Karier

Bimbingan didefinisikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu-individu dalam mencapai pemahaman dan pengarahan diri . Sedangkan karier diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada dunia kerja. Jadi bimbingan karier dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu-individu dalam mencapai penanaman dan pengarahan diri pada pekerjaan, jabatan dan kedudukan yang dimiliki oleh individu.

Jadi bimbingan karir secara kelompok adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa secara bersama sama melalui dinamika kelompok yang berfungsi sebagai pemahaman dan pengembangan.Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat Merencanakan kegiatan karir, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang.
Dibawah ini secara berturut turut akan dibahas orientasi dasar dalam bimbingan karir  di berbagai jenjang pendidikan,bimbingan karir di luar kelas dan bimbingan karir di dalam kelas.
1.1  Orientasi Dasar
a.  Penyadaran Karier
Di sekolah dasar siswa mengenal dunia kerja dan dirinya sendiri, serta menyadari pentingnya kerelaan untuk bekerja secara bertanggung jawab. Dunia kerja dibatasi pada lingkungan sekolah dan keluarga tetapi lama kelamaan diperluas dengan meliputi berbagai bidang pekerjaan yang termasuk lingkup kehidupan anak sehari hari. Kegiatan belajar disekolah dan dirumah mulai dilihat sebagai usaha bekerja yang membawa hail baik bila anak rajin sehingga ia dapat merasa bangga atas berbagai prestasi yang di capainya.

b. Eksplorasi Karier
Di sekolah lanjutan tingkat pertama, siswa mengenal dunia kerja dan dirinya sendiri secara lebih luas dan mendalam dan memahami pentingnya perencanaan masa depan. Serta memahami kaitan antara rasa tanggung jawab dalam bekerja dengan kemajuan masyarakat dalam era pembangunan.
c.Persiapan Karir
Di sekolah lanjutan tingkat atas  siswa mengenal dunia kerja, lingkungan pendidikan lanjutan dan diri sendiri dalam kaitan satu sama lain, terutama apabila siswa mulai memikirkan secara serius kemungkinan untuk memasuki bidang jabatan tertentu. Pada jenjang ini dimungkinkan pula siswa membuat perencanaan yang yang lebih tegas tentang masa depannya yang menyangkut pilihan program studi,kegiatan ekstrakurikuler dan pilihan studi lanjutan.
1.2. Bimbingan Karier Di Luar Kelas
Penyelenggaraan Bimbingan Karier secara kelompok yang diberikan di sekolah-sekolah dapat dilakukan melalui.
a.       Ceramah Dari Nara Sumber
               Kegiatan yang dilakukan bersumber dari pembimbing, konselor, guru, maupun dari nara sumber (pihak dunia kerja), dalam rangka memberikan penerangan tentang informasi yang lebih banyak tentang pekerjaan, jabatan dan karier.
b.      Diskusi Kelompok
               Suatu pendekatan yang kegiatannya bercirikan sutu keterkaitan pada suatu pokok masalah/ pertanyaan (dalam hal ini perencanaan karier/ pekerjaan/ karier), dimana siswa sejujurnya berusaha untuk memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan, mempelajari dan mempertimbangkan pendapat siswa yang lain secara jujur.

c.       Pengajaran Unit
Merupakan teknik dalam membantu siswa untuk memperoleh pemahaman tentang suatu pekerjaan tertentu, melalui kerjasama antara pembimbing dan guru bidang studi. Namun dengan pola ini sudah barang tentu perlu adanya jam tersendiri yang khusus disediakan untuk keperluan kegiatan bimbingan karier.
d.      Sosiodrama
Suatu cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendramatisasi sikap, tingkah laku/ penghayatan seseorang seperti yang dilakukannya dalam reaksi sosial sehari-hari dimasyarakat sehubungan dengan pekerjaan dan karier.
e.       Karyawisata Karier Yang Diprogandakan Oleh Sekolah
Berkarya/ bekerja dan belajar sambil berwisata untuk membawa para siswa belajar dan bekerja pada situasi baru yang menyenangkan, dengan demikian akan tumbuh sikap menghargai pekerjaan yang diamatinya.
f.       Hari Karier
Hari-hari tertentu yang dipilih untuk melaksanakan berbagai bentuk kegiatan yang bersangkut paut dengan pengembangan karier. Pada hari tersebut semua kegiatan bimbingan karier dilaksanakan berdasarkan program bimbingan karier yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk tiap tahun. Dari ketujuh cara pelaksanaan bimbingan karier tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan bimbingan karier pada umumnya dilaksanakan sesuai dengan program yang telah digariskan oleh sekolah setiap tahunnya.

1.3. Bimbingan Karier Di Dalam Kelas
Bimbingan karier didalam kelas dapat dilakukan dengan mengajarkan siswa menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan bimbingan karier dan buku lainnya yang berkaitan dengan dunia kerja. Namun demikian buku buku paket masih dapat dipergunakan sebagi sumbangan inspirasi.
a.       Bimbingan Karier Untuk  SD
Bimbingan karier secara kelompok di sekolah dasar dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti:
a.       Mengenalkan perbedaan antar kawan sebaya
b.      Menggambarkan perkembangan diri siswa
c.       Menjelaskan bahwa bekerja itu penting bagi kehidupan sesuai dengan tuntutan lingkungan
d.      Mengenalkan ketrampilan yang dimiliki siswa
e.       Menjelaskan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah
f.       Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang dilakukan orang dewasa
g.      Menjelaskan bahwa kehidupan masa depan dapat direncanakan sejak sekarang
h.      Membimbing siswa tentang macam-macam gaya hidup dan pengaruhnya
i.        Menjelaskan tentang pengaruh nilai yang dianut dalam pengambilan keputusan
j.        Melatih siswa merencanakan pekerjaan apa yang cocok pada masa dewasa
k.      Membimbing siswa berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang terhadap kehidupan anak
1.4. Bimbingan Karier Di Sekolah Menengah
Ditingkat SLTP maupun SLTA bidang bimbingan karier diarahkan untuk:
a.        Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan
b.      Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya dan karier yang hendak dikembangkan pada khususnya
c.       Orientasi dan Informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
d.       Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan sekolah
e.       Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan
f.       Khusus untuk Sekolah Menengah Kejuruan; pelatihan diri untuk ketrampilan kejuruan khusus pada lembaga kerja.

KELOMPOK VIII
BIMBINGAN KONSELING KARIR
A.    Pengertian
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” berasal dari kata “to guide” yang berarti “ menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun membantu,”. Maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan.
Konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan klien baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (telpon dll) dalam membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya.
Sedangkan arti dari karir itu berasal dari bahasa inggris yaitu career dan vocation, dimana kedua kata tersebut memiliki makna yang sama yakni pekerjaan, yang lebih menekankan pada aspek bahwa seseorang memandang pekerjaannya sebagai panggilan hidup yang meresapi seluruh alam pikiran dan gaya hidup seseorang.

B.     Tujuan
Tujuan utama dari konseling karir adalah untuk membantu peserta didik  belajar bagaimana untuk menjelajahi dan menyelidiki potensi jurusan dan pekerjaan. Bunga  persediaan dan tes karir tidak akan memberitahu apa yang peserta didik  bisa atau harus dilakukan, bagaimanapun bimbingan dan konseling karir akan membantu dalam mengatur pemikiran dan gagasan tentang jurusan, karier dan pekerjaan. Konselor akan meninjau hasilnya dengan peserta didik dan menunjukkan cara-cara untuk menjelajahi dan menyelidiki jurusan / pekerjaan yang peserta didik minati.

C.    Bimbingan Karir bagi siswa
Menurut Ruslan Abdul Gani bimbingan karir adalah “Suatu proses bantuan layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa atau remaja) agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya dan dapat mengenal dunia kerja merencanakan masa depannya, dengan bentuk kehidupan yang diharapkan yang menentukan pilihannya dan mengambil suatu keputusan”
Layanan bimbingan karir merupakan layanan yang diberikan pembimbing kepada klien dalam memecahkan masalah karir yang dihadapi klien. Dibawah ini akan diuraikan beberapa pendapat tentang bimbingan karir yaitu sebagai berikut:
1.      Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir ( pekerjaan ) untuk memperoleh penyesuaian sebaik-baiknya dengan masa depannya.
2.       Bimbingan karir merupakan proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja diluar, mempertemukan gambaran tentang diri tersebut dengan dunia kerja itu.
3.      Bimbingan karir membantu siswa dalam mengambil keputusan mengenai karir atau pekerjaan utama yang mempengaruhi hidupnya dimasa mendatang.

D.    Penyelenggaraan bimbingan dan konseling karir disekolah
Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum, undang-undang atau ketentuan, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Salah satu bidang bimbingan dalam bimbingan dan konseling adalah bimbingan karir.
Maka dari itu ada beberapa program yang patut untuk dijadikan referensi yang relevan dan juga patut diselenggarakan khususnya disekolah menengah awal dan atas :
a.    Perencanaan Karir :  konselor harus memastikan agar peserta didik  didukung secara perorangan untuk mengambil keputusan karir sendiri dengan membantu mereka menentukan, memiliki dan mengelola ide karirnya.
b.    Pendidikan Karir : Program yang direncanakan untuk  pengalaman pemelajaran ditawarkan oleh sekolah bagi membantu peserta didik  mempelajari tentang tempat kerja dan mendapatkan keterampilan yang akan meningkatkan kemampuannya untuk menjadi warga yang produktif.
c.    Survei Karir Pelajar : Survei melalui internet yang memberikan umpan balik pribadi kepada peserta didik  untuk memberikan mereka dorongan untuk bertanggung jawab atas mengembangkan dan menindaklanjuti rencana karirnya.
d.   Karir dan transisi : Peserta didik diberi pengalaman melalui Program Sekolah ke Pekerjaan yang mengembangkan keterampilan dan percaya diri bagi memungkinkan mereka melakukan transisi yang sukses melalui dan juga dari sekolah.
e.    Sumber Daya dan Informasi Karir : Informasi karir tersedia melalui berbagai media dan dapat termasuk: kunjungan, pembicara tamu, surat kabar, situs internet, peringatan email, buku pegangan, video, CD, DVD.
f.     Pengalaman Kerja / Pemelajaran Tempat Kerja : Pengalaman tempat kerja memberikan peserta didik pengetahuan dan keterampilan yang mendukung perencanaan karirnya dan memungkinkan mereka sukses di tempat kerja.
g.    Pemelajaran Kejuruan & Perusahaan : Peluang pemelajaran yang benar dan relevan bagi peserta didik disediakan baik di sekolah maupun dalam masyarakat luas, termasuk kursus pendidikan dan pelatihan kejuruan. Ini mengembangkan keterampilan pelajar sehubungan dengan pekerjaan serta kemampuan menjalankan usahanya.
h.    Pelayanan Nasihat Karir : Pelayanan email, telepon dan tatap muka yang beroperasi setelah hasil tes  diumumkan. Pelayanan ini memberikan para pelajar akses ke penasihat karir lebih professional yang menyediakan panduan perorangan tentang pilihan pekerjaan, pendidikan dan pelatihan yang relevan.


DAFTAR PUSTAKA
Prayitno dan erman amti, (1999), Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: Rineke
Winkel dan sri hastuti, (2004), Bimbingan Dan Konseling Di Institute Pendidikan, Yogyakarta: Media Abadi
Hellen A. (2005), Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press
http//SMKN1 Bansari.wordpress.com/2010/04/13/peran-bimbingan-dan-konseling-dalam-mengatasi-masalah-kesulitan-pemilihan-karir-siswa-sekolah/

KELOMPOK IX
BIMBINGAN KARIR
A.    Pengertian Bimbingan karir
Bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.
B.     Paketpaket /Program bimbingankarir
Paket-paket bimbingan karir yang di keluarkan oleh departemen kebudayaan dalam rangka realisasi bimbingan karir tersebut terdiri dari 5 paket, antaralain :
1.      Pemahaman diri
Paket pemahaman diri merupakan suatu paket yang di maksudkan untuk membantu siswa agar dapat mengetahui dan memahami siapa sebenarnya dirinya, parasiswa di harapkan dapat mengetahui dan memahami potensi, kemampuan, minat, bakat, dancita-citanya.Oleh karena itu paket ini terdiri dari :
a.       Pengantar pemahaman diri
b.      Bakatpotensi dan kemampuan
c.       Cita-cita atau gaya hidup
d.      Sikap
Dalam pelaksanaan siswa dituntut untuk dapat mencapai hal tersebut sehingga dapat mengetahui dan memahami keadaan dirinya. Pertanyaan siapa saya akan dapat dijawab.
2.      Nilai-nilai
Dengan paket ini, siswa di harapkan dapat mengetahui dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada dalam masyarakat. Sehubungan dengan itu paket ini mencakup :
a.       Nilai kehidupan
b.      Saling mengenal dengan nilai orang lain
c.       Pertentangan nilai-nilai dalam diri sendiri
d.      Pertentangan nilai-nilai sendiri dengan orang lain
e.       Nilai-nilai yang bertentangan dengan kelompok atau masyarakat
f.       Bertindak atas nilai-nilai sendiri
3.      Pemahaman lingkungan
Dengan paket ini siswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami keadaan lingkungan. Dengan mengetahui dan memahami siswa dapat mengambil langkah dengan tepat. Paket ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan :

a.       Informasi pendidikan
b.      Kekayaan daerah dan pengembangannya
c.       Informasi jabatan
4.      Hambatan dan mengatasi hambatan
Dengan paket ini siswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami hambatan-hambatan apa yang ada dalam rangka pencapaian tujuan( karir yang cocok ) yang setelah mengetahui hambatannya maka akan mencoba cara pemecahan atas hambatan yang ada. Paket ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan :
a.       Faktor pribadi
b.      Faktor lingkungan
c.       Manusia dan hambatan
d.      Cara-cara mengatasi hambatan
5.      Merencanakan masa depan
Setelah siswa memahami apa yang ada dalam dirinya, keadaan dirinya, nilai-nilai yang ada (dalam diri sendiri/dalam masyarakat), lingkungan (informasi mengenai pendidikan/pekerjaan), dan hambatan-hambatan yang ada (dalam diri sendiri/luar) Maka siswa diharapkan mampu merencanakan masa depannya. Oleh Karena itu paket ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan :
a.       Menyusun informasi diri
b.      Mengelola informasi diri
c.       Mempertimbangkan alternative
d.      Keputusan dan rencana
e.       Merencanakanmasadepan
Semua itu akan menjadi ideal apabila seluruh paket tersebut dapat di selesaikan pada semester pertama dan kedua, sehingga siswa telah mantap pada saat pemilihan program. Hal tersebut tentu dapat membantu parasiswa dalam memilih program



DAFTAR PUSTAKA
*      Walgito, bimo. 2003. Bimbingan dan Konseling Studi dan Karir. Penerbit Andi.:Bandung
Read more
 
ahmad fahmi al-azmi © 2010 | Designed by Blogger Hacks | Blogger Template by ColorizeTemplates | Brought to you by Cyber Template